LISENSI

RmdmRmA6TmA7Rmd8Rmj7Rqw5R7TusBSpMXQpaVQps6ftMBQcsrfoaBL=

CUSTOM CSS DAN JS

CLOSE AD
Artikel,Hari Raya,Palestina,Solusi Islam,

TAKBIR MENGGEMA, UMAT TERLUKA

Sumber Gambar : Kompas.com

Oleh : Hasna Zakiyah | Aktivis Dakwah Muslimah
Krinkz.co - Suara takbir membelah langit, menggema dari masjid ke masjid. Hari yang seharusnya penuh sukacita ini menyambut kemenangan setelah melaksanakan sebulan puasa di bulan Ramadhan. Lebaran datang, tapi banyak dari kita masih jauh dari arti sejati sebuah kemenangan. Banyak di penjuru dunia gema itu bercampur pilu. Menyaksikan penderitaan yang dialami oleh umat Muslim di Palestina, terutama di Gaza, bahkan jika dibandingkan dengan kesulitan yang kita alami sendiri, layaklah kita merenung: sebenarnya, dari apa kita merayakan kemenangan saat lebaran nanti?

Sejatinya, kemenangan adalah ketakwaan totalitas. Namun, hingga kini hal tersebut belum benar-benar terwujud, baik di tingkat individu, masyarakat, maupun negara. Tak bisa dimungkiri, makna kemenangan masih lebih banyak diidentikkan dengan seremoni Lebaran semata. Kenyataannya, masih banyak pekerjaan besar yang belum menunjukkan tanda-tanda menuju kemenangan sejati dan kebangkitan umat.

Salah satu PR besar itu terlihat dari kondisi saudara-saudara Muslim kita di Gaza, Palestina. Sejak agresi brutal yang dilakukan oleh Zionis Yahudi pada Oktober 2023, tercatat sebanyak 50.200 jiwa menjadi korban tewas—mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Bahkan, dalam sepekan terakhir menjelang hari kemenangan, serangan membabi buta kembali terjadi di berbagai wilayah Palestina, menewaskan lebih dari 800 orang. Serangan tersebut merupakan yang terburuk sejak Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata pada 19 Januari 2025.

Ironisnya, semua tragedi itu berlangsung di hadapan mata dunia, termasuk kita. Namun seiring berjalannya waktu, suara-suara yang membela umat Muslim di Palestina, khususnya di Gaza, semakin redup—tertutupi oleh beragam persoalan hidup yang terus menyita perhatian masing-masing. Begitu pun dengan para penguasanya.

Padahal sebagai sesama umat muslim tidak pantas kita berdiam diri melihat saudara seiman kita hidup menderita. Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586). Saat mereka ditindas, kehilangan nyawa, rumah, dan harapan, kita semua seharusnya merasakan luka yang sama, merespons dengan kepedulian, dan bertindak nyata.

Islam memerintahkan kaum muslim untuk membela saudaranya yang tertindas, termasuk dengan mengerahkan kekuatan militer melalui jihad fi sabilillah. Namun, kenyataannya umat terhalang oleh kepemimpinan yang berdiri di atas ideologi sekularisme dan nasionalisme, yang memecah belah negeri-negeri Muslim dan melemahkan respon terhadap penderitaan Palestina. Selama sistem ini tetap bercokol, umat takkan mampu bangkit sepenuhnya. Sudah saatnya umat menyadari bahwa pertolongan sejati datang dari persatuan di bawah kepemimpinan Islam yang satu, yang siap mengusir penjajah dan menolong saudara seiman dengan kekuatan nyata.

Selain merupakan kewajiban dan konsekuensi iman, upaya menegakkan kembali Khilafah sejatinya merupakan sebuah kebutuhan mendesak bagi umat Islam. Upaya ini seharusnya menjadi visi bersama bagi seluruh gerakan Islam dan umat Muslim di seluruh dunia, karena Khilafah diyakini sebagai solusi menyeluruh bagi berbagai permasalahan yang melanda negeri-negeri Muslim, bahkan juga dunia secara global, termasuk konflik yang menimpa Palestina.
Halaman
Tambah Favorit
3733067073743872993
Chat Kami disini

Form Bantuan Whatsapp

Hello! Ada yang bisa dibantu?
×
×
Total Harga ( Produk)

Tulis catatan disini untuk keterangan lainnya

Total Harga ( Produk)

Biaya Admin:

Biaya ongkir: dg berat ()

Total Pembayaran:

Untuk produk fisik, Ongkos kirim akan muncul setelah ongkir dipilih

Tampilkan Kupon