Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Akankah Meningkat?
Krinkz.co - Pada acara yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, pada 10 Desember 2024, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan pandangannya mengenai alokasi anggaran negara. Dalam kesempatan tersebut, beliau membandingkan fokus anggaran terbesar Indonesia dengan negara-negara lain, seperti India dan Amerika Serikat. Menurut Prabowo, di Indonesia, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk sektor pendidikan. Berbeda dengan itu, India dan AS justru memprioritaskan anggaran mereka untuk pertahanan. Prabowo menjelaskan, "Banyak negara yang mengutamakan pertahanan dalam anggaran mereka, termasuk AS dan India. Namun, Indonesia memilih pendidikan sebagai sektor utama."
Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, menambahkan bahwa selain alokasi untuk pendidikan, langkah-langkah seperti perlindungan sosial, bantuan sosial, dan subsidi juga sangat penting untuk mendukung kebangkitan ekonomi Indonesia. Beliau meyakini, meskipun dimulai dengan hilirisasi, pada akhirnya sektor pendidikan dan kesehatanlah yang akan menjadi kunci untuk mengatasi kemiskinan yang ada. (Viva.co, 11 Desember 2024)
Pernyataan yang mengatakan bahwa pendidikan dan kesehatan berpengaruh dalam mengatasi permasalahan kemiskinan adalah pernyataan yang tepat. Harapan muncul setelah diumumkan bahwa akan ada peningkatan anggaran untuk dua sektor tersebut. Namun, sayangnya, pernyataan tersebut belum diikuti dengan kebijakan yang mendukung. Bahkan, ada kebijakan yang justru semakin menyulitkan kehidupan masyarakat, termasuk dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Terlebih lagi, dalam sistem kapitalisme, komersialisasi pendidikan dan kesehatan menjadi hal yang sulit dihindari.
Bagaimana tidak, faktanya sekarang minimnya fasilitas pendidikan, ketidakjelasan arah kurikulum, kurangnya jumlah pendidik berkompetensi, rusaknya perilaku pendidik, dan beragam problem lain di dunia pendidikan di negeri-negeri kaum Muslim, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan kaum muslim yang mengacu pada sistem pendidikan tinggi negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, Tiongkok, dan lainnya. Alih-alih membawa perubahan yang mempercepat kemajuan negara, yang terjadi justru semakin menumpuknya masalah generasi, dengan pola masalah yang terbentuk oleh peradaban kapitalis-sekuler. Generasi muda semakin menjauh dari ajaran agamanya. Ditambah lagi dengan berbagai pajak yang memberatkan rakyat, serta penurunan anggaran MBG. Semua ini merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalisme.
Islam menetapkan bahwa layanan pendidikan dan kesehatan adalah kebutuhan pokok rakyat dan menjadi hak seluruh rakyat yang wajib dipenuhi oleh penguasa dan diberikan secara gratis. Islam mewajibkan setiap individu rakyat untuk terpenuhi kebutuhan pokoknya, termasuk pendidikan dan kesehatan. Negara tidak boleh membebani rakyatnya dengan harus membayar kebutuhan layanan pendidikan maupun kesehatannya.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa keamanan, pendidikan, dan kesehatan merupakan hak dasar seluruh masyarakat. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti keamanan, kesehatan, dan pendidikan harus dapat diakses oleh seluruh rakyat. Namun, sayangnya, penguasa saat ini tampak mengabaikan kewajibannya untuk memastikan kebutuhan dasar yang menjadi hak rakyat tersebut. Dalam Islam, penguasa memiliki tanggung jawab untuk mengurus rakyat dengan baik dan tidak menambah kesulitan bagi mereka. Islam juga menyediakan mekanisme untuk memastikan pemenuhan kebutuhan pokok, termasuk sumber dana yang melimpah sesuai dengan sistem ekonomi Islam. Sudah saatnya kita beralih ke sistem Islam, satu-satunya sistem yang dapat membawa kesejahteraan bagi rakyat.
Wallahua'lam Bishowab.