Hanya Syariat Islam Yang Bisa Menghentikan Masalah Palestina
Sumber Gambar : Canva
Oleh: Rosnani | Aktivis Muslimah
Krinkz.co - Dilansir dari Suara Bali.id, Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani menyuarakan keinginannya untuk
menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu
disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum
Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Dalam pidatonya yang sekaligus menandai
pembukaan acara tersebut, Puan mengingatkan pentingnya peran parlemen dalam
menangani masalah global. Dia juga menekankan bahwa parlemen perlu menghargai
hak asasi manusia dan menegakkan hukum.
Hal yang sama juga diutarakan Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi, senada dengan yang disampaikan Puan. Namun, Retno juga
menekankan pentingnya peran parlemen dalam menggerakkan tekanan internasional
untuk mengakhiri genosida di Palestina.
Hingga saat ini seruan-seruan atau kecaman
untuk mengakhiri genosida di Palestina oleh berbagai pejabat atau penguasa
negeri baik itu atas nama personal maupun atas nama kekuasaannya terus
berlangsung. Semua ini nampaknya hanya
sebuah pencitraan semata karena secara fakta tidak ada langkah pasti yang telah
mereka lakukan dan terbukti mampu menghentikan serangan-serangan Zionis ke
Palestina, malah serangan mereka semakin brutal dan tidak manusiawi terhadap
rakyat Palestina.
Syariat Islam menetapkan hukum untuk
memerangi penjajahan adalah dengan Jihad fii Sabilillah mengusir mereka dari
wilayah kaum muslimin. Sebagaimana dalil dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 190 yang
artinya, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi
jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”.
Seharusnya para pejabat atau penguasa
negeri muslim mengirimkan tentara atau pasukan ke Palestina untuk mengusir
Zionis dari Negeri Palestina. Seperti dahulu yang pernah dilakukan oleh
Panglima Salahudin Al-Ayyubi ketika merebut Palestina dari Pasukan Salib.
Inilah sikap sejati dengan langkah yang nyata sebagai seorang muslim yang telah
diberi amanah kekuasaan untuk menolong saudara seaqidah di Palestina, bukan
bermanis muka atau malah membuka hubungan diplomatik dengan Zionis.
Islam membangun kekuatan persaudaraan
berdasarkan keyakinan tanpa membedakan suku, etnik, atau ras. Selama seorang
individu telah mengatakan syahadat dan terpatri Islam di dalam hatinya, maka
mereka adalah saudara sesama muslim dengan muslim lainnya. Dalam Islam negara memiliki
peran penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim,
terlebih yang dijajah seperti Palestina.
Seperti yang dijelaskan dalam Q.S
Al-Hujurat ayat 10 yang artinya, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat".
Islam juga membina setiap rakyat akan
kesadaran politik, dengan pendidikan Islam setiap muslim akan selalu menyeru
kepada kebenaran melalui berbagai mekanisme, serta akan dituntut untuk
melaksanakan kewajiban melakukan dakwah dan jihad. Sementara, semua ini hanya
akan terwujud dalam diri setiap muslim maupun pejabat negara yang dipimpin
dengan sistem Islam yang menetapkan hukum Allah di setiap lini kehidupan, di
mana aqidah akan menjadi landasan dalam bersistem, hukum setiap perbuatan akan
dihukumi dengan hukum Islam, menyelesaikan persoalan Palestina juga akan
dipandang lebih serius dan mengedepankan aksi nyata yaitu jihad.
Karena hanya Islam yang bisa menyelesaikan
masalah Palestina dengan cara yang benar, terus mengobarkan Jihad fii
Sabilillah sebagai satu-satunya jalan untuk mengusir Zionis penjajah
laknatulloh sampai pada titik penghabisan
walaupun sampai kematian menjemput, karena insyaallah itu adalah mati Syahid.
Syahid merupakan derajat kematian tertinggi yang ganjarannya adalah surganya
Allah.
Wallahu a'lam bishawab.