Islam Mengatur Stabilitas Harga Pangan
Oleh : Muna Juliana N. | Aktivis Muslimah
Krinkz.co - Beberapa
bahan pokok mulai mengalami kenaikan harga, karena permintaan yang melonjak.
Komoditas pangan tersebut di antaranya adalah beras, telur, ayam, daging hingga
cabai
Badan
Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga komoditas pangan akan mengalami inflasi
pada bulan Ramadan mendatang. Hal ini merupakan situasi musiman seperti
tahun-tahun sebelumnya.
Kenaikan
ini sebenarnya sudah menjadi tradisi. Siklus tahunan kenaikan bahan pokok
terjadi hampir setiap menjelang bulan Ramadhan. Anehnya, keluhan masyarakat
sebagai angin lalu. Solusi yang diberikan pemerintah tetap tidak mampu menyelesaikan
permasalahan laju kenaikan bahan pokok.
Dampak
dari kondisi yang terus berulang ini, banyak masyarakat yang mengeluh terhimpit.
Tapi mau tidak mau tetap membeli bahan pangan yang mahal untuk mencukupi
kebutuhan perutnya.
Sistem ekonomi yang diterapkan hari ini, yakni ekonomi kapitalisme, yang berkaitan erat dengan para pemilik modal, sehingga harga pasar sangat bergantung kepada kuantitas dan permintaan di pasar.
Penyebabnya adalah dengan menerapkan sistem kapitalisme, sistem ini akan menyebabkan negara melepaskan tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya pangan.
Dengan adanya para korporat, kehadirannya justru hanya untuk mencari keuntungan, bukan lagi melayani kebutuhan rakyat. Penegakan sanksi yang tidak kuat dan adil semakin memberikan keleluasaan kepada para pelaku kejahatan pangan. Sanksi yang dijatuhkan tidak efektif dalam memberikan efek jera dan sifatnya tidak adil. Hukum hanya menjerat pelaku kecil, tetapi para mafia kelas kakap sulit ditindak.
Dalam sistem kapitalisme, peran pemerintah hanya sebagai regulator, yaitu yang membuat aturan dan fasilitator yang mempertemukan pihak kapitalis yang akan memeras rakyat, bukan lagi sebagai pelayan dan pelindung rakyat.
Selama pengelolaan pangan masih menerapkan sistem kapitalisme yang mengabaikan peran negara, stabilitas harga pangan sangat sulit terwujud. Apalagi paradigma yang digunakan dalam mengatasi kenaikan harga hanya sebatas menurunkan angka inflasi, bukan untuk menyelesaikan masalah sampai ke akarnya.
Sehingga pada saat terjadi masalah kenaikan harga pangan yang terus berulang, menunjukkan kelalaian pemerintah dalam mengatasi persoalan ini. Sekaligus menunjukkan bahwa negara sudah gagal dalam menjamin kebutuhan pangan yang murah dan terjangkau bagi masyarakat. Justru sebagian pihak memanfaatkannya untuk kepentingan individu dan kelompok.
Ramadhan adalah bulan yang akan menciptakan individu-individu dan juga masyarakat yang bertaqwa pada akhirnya akan menjadikan negara yang bertaqwa. Tentunya negara yang bertaqwa ini hanya akan ada apabila syariat Islam diterapkan dalam kehidupan.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Muslim, maka sudah seharusnya kita melirik sistem Islam sebagai pengganti sistem kapitalisme. Karena sudah jelas, sistem kapitalisme tidak mampu menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah kenaikan harga pangan. Maka hanya dengan sistem Islam lah yang mampu menyelesaikan segala permasalahan kehidupan manusia termasuk masalah pangan. Sehingga, ketika menjelang Ramadan maupun bulan-bulan lainnya harga pangan tetap stabil.
Selain itu, apabila diterapkan sistem Islam maka akan diterapkan beberapa kebijakan yang akan diambil Khalifah untuk menjaga stabilitas harga. Disertai dengan adanya penegakan hukum yang tentunya tegas dan berdampak jera sesuai dengan aturan Islam.
Dalam Islam, negara akan hadir sebagai pelindung umat dari bahaya, termasuk ancaman hegemoni yang dilakukan oleh korporasi. Negara tidak akan membiarkan korporasi menguasai rantai pasok pangan yang hanya berorientasi keuntungan segelintir orang.
Wallahu a'lam bish-shawab.