Islam Mampu Mewujudkan Pemenuhan Pangan Bagi Seluruh Umatnya
Oleh : Ai Nuryani | Aktivis Muslimah
Krinkz.co - Warga membeli kebutuhan pangan di Pasar Koja, Jakarta, Sabtu (2/3/2024). Kenaikan harga sejumlah bahan pokok, seperti cabai, minyak goreng, beras, gula pasir, dan telur ayam ras, menjelang Ramadhan menambah beban masyarakat.(Jawapos.com)
Kenaikan harga pangan di Indonesia sudah menjadi tradisi, ketika menjelang Bulan Ramadhan. Dan para ibu pasti tahu rasanya kalau harga kebutuhan pokok mulai naik, mereka harus mengencangkan keuangan dalam memenuhi kebutuhan nya. Yang jadi pertanyaan mengapa kenaikan harga pangan menjelang Ramadhan kerap terjadi?
Masyarakat pada umumnya belanja di pasar
dalam jumlah yang lebih banyak untuk persediaan puasa dibandingkan hari
biasanya. Dalam teori ekonomi kapitalisme, apabila permintaan naik, harga pun
akan naik.
Penimbunan barang terjadi karena adanya permainan pelaku pasar. Ini bukan hal aneh dalam negara yang menganut sistem Kapitalisme. Sistem ini memang menghasilkan orang-orang yang hanya memikirkan manfaat materi. Masyarakat dipandang sebagai pasar yang berpotensi untuk meraih keuntungan tanpa memikirkan dampak buruk atau banyak orang yang merugi.
Kapitalisme juga menjadikan peran negara sebatas regulator. Negara lemah dalam melaksanakan perannya sebagai pelayan masyarakat yang seharusnya mengedepankan kepentingan masyarakat. Padahal, negara seharusnya melakukan berbagai upaya antisipatif agar tidak ada gejolak harga dan masyarakat mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.
Oleh karenanya, fenomena yang terus terjadi
ini sejatinya menunjukkan kegagalan negara dalam menjaga stabilitas harga dan
menyediakan pasokan yang cukup sesuai kebutuhan masyarakat.
Dalam Islam, peran negara adalah pelayan rakyat. Islam mewajibkan negara hadir secara penuh dalam hal mengurusi seluruh kemaslahatan umat. Negara akan bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Apabila terjadi problem, akan diselesaikan secara tuntas dan segera.
Islam pun memandang bahwa masalah pangan
adalah hal yang perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang wajib dipenuhi per individu. Selain itu, seorang
pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah jika ada rakyatnya
yang kelaparan.
Islam memiliki paradigma yang berbeda dalam mengatur pangan sehingga mampu mewujudkan pemenuhan pangan bagi seluruh rakyat, termasuk di dalamnya jaminan stabilitas harga. Adanya jaminan di dalam Islam ini disebabkan Politik Ekonomi Islam memang menegaskan bahwa Tujuannya adalah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok bagi seluruh individu rakyat. Pelaksanaannya wajib berada di pundak negara.
Konsep kapitalisme sangat berbeda dengan Islam yang konsep pengaturannya sepenuhnya menggunakan Sariat Islam. Secara prinsip, kunci kestabilan harga dan keterjangkauan oleh rakyat terletak pada berjalannya. Fungsi negara yang sahih, yaitu sebagai Raain (penanggung jawab) dan junnah (pelindung rakyat).
Rasulullah SAW. menegaskan dalam sabdanya, “Imam (Khalifah) raain (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.” (HR Ahmad, Bukhari).
Islam juga akan menjamin mekanisme pasar terlaksana dengan baik. Negara wajib menjamin dan memberantas distorsi, seperti penimbunan, monopoli, dan penipuan. Negara akan menyediakan informasi ekonomi dan pasar, serta membuka akses informasi bagi semua orang untuk meminimalkan informasi yang tidak tepat yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengambil keuntungan secara tidak benar.
Dengan demikian, jangan kaget dengan harga
bahan pokok yang terus meroket—tradisi setiap jelang Ramadan—jika negara ini
masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme. Hanya dengan penerapan sistem
Islam secara sempurna, kesejahteraan rakyat bisa diraih. Ini karena sistem
Islam mengurus rakyat dengan aturan yang berasal dari Allah Taala Sang Pencipta
manusia. Wallahualam.